Tuesday, May 25, 2010

Reksa Dana Cocok Untuk Investor Kecil

Nampaknya kecenderungan penerbitan reksadana akan terus meningkat frekuensinya di masa-masa mendatang. Ini memang sejalan dengan niat otoritas bursa untuk lebih terfokus pada kebijakan go retail bagi pasar modal. Go retail berarti menjaring investor kecil (eceran). Apakah reksadana cocok bagi investor kecil? Bukankah selama ini dikenal pasar modal merupakan instrument system ekonomi kapitalis, sehingga yang bisa terlibat adalah mereka yang memiliki modal besar? Kalau investor kecil didefinisikan sebagai investor yang memiliki dana terbatas dan awam dalam dunia pasar modal dan pasar uang, reksadana memang pilihan yang tepat. Mengapa? Karena reksadana bisa menyediakan dua fasilitas, yang tidak mungkin dimiliki oleh investor kecil.

Pertama, membuat investasi mencapai skala ekonomis (economic of scale), yaitu suatu konsep ilmu ekonomi mikro yang mengatakan bahwa suatu investasi (biasanya pendirian pabrik) akan menguntungkan (dengan biaya minimal) kalau bisa dicapai kapasitas tertentu. Untuk mencapai kapasitas tertentu (jumlah produksi yang besar) inilah kenyataan yang sulit untuk dicapai oleh investor kecil. Reksadana bisa mewujudkannya, karena dana yang terbatas yang dimiliki oleh investor kecil, setelah digabungkan oleh manajer investasi dapat digunakan untuk melakukan investasi dalam skala besar (skala ekonomis) dan menyebar. Jelas tindakan ini tidak bisa dilakukan dengan dana yang terbatas.

Dengan investasi berskala ekonomis dan menyebar inilah dimungkinkan mendapatkan penghasilan yang maksimal, dengan biaya minimal. Bayangkan! Berapa jumlah dana yang dibutuhkan kalau investasi ini dilakukan oleh investor sendirian? Ini masih dilengkapi dengan resiko yang rendah, akibat penyebaran investasi. Sebab apabila investasi pada alat investasi tertentu menderita rugi, bisa dikompensasi dengan keuntungan dari investasi alat investasi yang lainnya. Bayangkan pula betapa tinggi risiko yang dihadapi investor kalau melakukan investasi secara langsung (langsung membeli saham), dan hanya terbatas pada saham tertentu saja.

Kedua, reksadana menyebabkan profesionalisme dalam berinvestasi. Kalau investor kecil diasumsikan sebagai investor awam, maka terlaku tinggi resiko yang harus dihadapinya, kalau mereka diberikan alternative melakukan investasi langsung ke pasar modal. Di sisi lain, resiko yang tinggi ini belum tentu diikuti oleh tawaran penghasilan yang tinggi, sebagai mana kaidah investasi yang umum. Perusahaan manajer investasi memiliki tenaga-tenaga professional dalam bidang investasi. Sebab memang inilah bidang kerjanya. Jadi dengan membeli reksadana, berarti mempercayakan nasib dana kita kepada tenaga professional, yang tentunya lebih ahli dibanding investor sendiri (investor kecil atau awam). Disinilah relevansi investor kecil memanfaatkan kehadiran reksadana.

Namun demikian, bukan berarti dengan membeli reksadana sudah terbebas dari resiko kerugian. Ini anggapan yang salah. Bagaimanapun reksadana tetap beresiko. Sebagaimana kaidah investasi, dimana ada penghasilan disitu ada resiko. Hanya saja dengan reksadana kita bisa menurunkan resiko, dibanding kalau kita terjun langsung ke kencah pasar modal atau pasar uang.

Sumber: Sawidji Widoatmodjo, 2005, Cara Sehat Investasi di Pasar Modal, PT Elex Media Komputindo: Jakarta

0 comments:

Post a Comment